
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Alat pacu jantung merupakan salah satu inovasi paling mengesankan dalam pengobatan modern. Setelah disempurnakan selama puluhan tahun, kini alat tersebut didesain lebih ringkas dan mampu mengumpulkan data lengkap, serta memiliki daya tahan baterai hingga bertahun-tahun. Bagi pasien yang jantungnya berdetak terlalu lambat (bradikardia) atau dalam ritme yang tak teratur, alat pacu jantung dapat mengubah hidup mereka.
Namun, masih ada beberapa kekurangan. Bagi pasien yang hanya memerlukan alat pacu jantung sementara, pemasangan alat tersebut merupakan prosedur yang cukup berisiko, seperti risiko terjadinya infeksi dan kerusakan pada otot jantung. Tantangan seputar alat pacu jantung makin tinggi ketika menyangkut anak-anak atau orang dengan tubuh yang lebih kecil.
“Kami telah mengembangkan alat pacu jantung terkecil di dunia, sejauh pengetahuan kami,” kata Rogers dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip IFL Science. “Ada kebutuhan penting untuk alat pacu jantung sementara dalam konteks operasi jantung pediatrik, dan itu adalah kasus penggunaan di mana miniaturisasi ukuran sangat penting.”
Penulis utama studi, Profesor Igor Efimov, menjelaskan bahwa sekitar 1 persen anak-anak lahir dengan kelainan jantung yang memerlukan bantuan alat pacu jantung sementara. Jantung mereka pada akhirnya akan beregenerasi sendiri, tapi pada minggu pertama kehidupan, intervensi medis sangat dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
“Tujuh hari itu sangat penting,” kata Efimov. “Sekarang, kami dapat memasang alat pacu jantung kecil ini pada jantung anak dan merangsangnya dengan perangkat yang lembut, aman, dan dapat diandalkan. Dan tidak diperlukan operasi tambahan untuk mengangkatnya.”
Diterbitkan di jurnal Nature, selain ukurannya yang sangat kecil, berukuran 1,8 x 3,5 x 1 milimeter–sama seperti sebutir beras– perangkat ini dapat diserap secara biologis. Artinya, saat tidak lagi dibutuhkan, alat ini akan terurai tanpa membahayakan di dalam tubuh.
Berkat ukurannya yang sangat kecil, pemasangan alat pacu jantung ini tidak memerlukan operasi invasif. Alat ini didukung oleh elektroda yang menghasilkan arus listrik saat terkena cairan tubuh, jadi tidak ada baterai eksternal atau kabel yang perlu dikhawatirkan.
ADVERTISEMENT
Sementara alat pacu jantung terdahulu, saat ditanam di tubuh alat pacu tersebut terlihat menonjol di kulit. Ketika alat pacu jantung tidak lagi dibutuhkan, dokter akan mengangkatnya. Kabel dapat terbungkus jaringan parut. Jadi, ketika kabel dicabut, hal ini berpotensi merusak otot jantung.
“Itulah yang menyebabkan Neil Amstrong meninggal. Ia menggunakan alat pacu jantung sementara setelah menjalani operasi bypass. Saat kabelnya dilepas, ia mengalami pendarahan internal,” ujar Efimov
Masalah-masalah seperti inilah yang menginspirasi Efimov dan Rogers untuk berkolaborasi guna memproduksi alat pacu jantung sementara yang dapat larut di dalam tubuh pada 2021. ALat baru tersebut, berukuran 23 kali lebih kecil daripada model alat pacu jantung yang bisa diserap secara biologis lainnya.
“Alih-alih menggunakan skema frekuensi radio untuk kontrol nirkabel, kami mengembangkan skema berbasis cahaya untuk menyalakan alat pacu jantung dan menyalurkan denyut stimulasi ke permukaan jantung. Ini adalah salah satu fitur yang memungkinkan kami mengurangi ukuran secara drastis,” kata Rogers.
ADVERTISEMENT
“Namun, yang lebih kecil tidak berarti kurang bertenaga. Jantung memerlukan sedikit rangsangan listrik.”
Meski ukurannya lebih kecil, perangkat baru ini mampu memberikan rangsangan yang sama dengan alat pacu jantung tradisional. Karena ukurannya kecil, pasien kemungkinan bisa menggunakan lebih dari satu alat pacu jantung secara bersamaan. Ini dapat digunakan oleh orang-orang dengan irama jantung tak beraturan, di mana bagian-bagian tertentu dari otot mungkin perlu diatur kecepatannya secara berbeda.
Karena ukurannya sangat kecil, alat pacu jantung ini dapat diintegrasikan dengan hampir semua jenis perangkat implan,” kata Rogers.